Sabtu, 15 Desember 2018

Kemeriahan Bazar Berkah POMG 2018


Kajian Parenting








Bazar di pagi hari





H-2


Technical meeting


Prepare Bazar Berkah












Selasa, 11 Desember 2018

Bazar Berkah POMG





Bismillaah...

Ayah/Mama acaranya sebentar lagi nih...
Yuk ah disiapkan, diagendakan buat hadir di acara Kajian & Bazar berkah POMG

Apa yang akan kita dapatkan...
Tambah Ilmu Baru
Tambah Teman Baru
Tambah Saudara Baru
Tambah Erat Ukhuwahnya
Tambah Erat Silaturrahimnya

Tambah tipis kantongnya
ups....kebolak ya tambah tebal kantongnya karena borong banyak di Bazar Berkah hehehe...

Info Bazarnyaa....
Buku & mainan edukatif adaa...
Kuliner makanan dan minuman dari yang tradisional sampe yang internasional adaa...
Kosmetik dan kesehatan adaa...
Fashion n aksesoris adaa...
satu lagi...
Perlengkapan Rumah Tangga yang ramah lingkungan juga adaa...

Kuy ah kita meriahkan, ajak kakak, adik, ayah, mama, jadikan family gathering / quality time nya kita disini ajaa yaaa....

Catat tanggalnya
Sabtu 15 Desember 2018
dari jam 07.00-14.00
Mesjid Ali Madhi & Lapang SDIT Darul Abror



Rabu, 28 November 2018

Bazar lagiiiii


Bismillaah
Salam silaturrahiim
Ga terasa sampai di penghujung Semester 1 lagi

Yuk mari kita bina lagi ukhuwah dengan ikut berpartisipasi di acara POMG SDIT Darul Abro
Kegiatannya apa ya....

BAZAAR BERKAH POMG
07.00 - 14.00
🏫Lapangan atas SDIT Darul Abror
KAJIAN
08.00 - 09.30
🕌Masjid Ali Madhi SDIT Darul Abror

Kapannnnn !!!!
Sabtu,15 Desember 2018

Yuk ah semangat hadir...

Buat yang mau daftar Bazar silahkan hubungi kontak yang sudah dishare di WAG masing-masing kelas ya...

Jazakumullooh ahsanal jazaa...



Selasa, 27 November 2018

Timing For PAS



IL- AL DATANG MAMAK RIANG


Hamdan wa syukron lillaah...
Dengan wasilah civitas akademika SDIT Darul Abror bisa dipertemukan dengan Da'i Cilik AKSI ASIA Indosiar.

Majlis ilmu, ajang silaturrahiim, selfi menjadi agenda hari Senin, 26 November 2018 kemarin.


Jumat, 16 November 2018

November Sehat


Rabu, 14 November 2018

November Ceriaaa



Masih hangat kegiatan penilaian Lomba Sekolah Sehat
Masih semarak Hari Kesehatan Nasional
Pomg Darul-Abror semangat mengkaji sehat juga niih...
Pokonya November serba sehat...
Ingat sehat ingat Jum'at yaa...
16 November 2018
Pukul 12.45
Biar lebih sehat lagi kita naik ke Mesjid Ali Madhi Sdit Darul Abror 😘😘😘
Oiya, tasmi' perwakilan Kelas 3 Khalid Bin Walid, Mu'adz Bin Jabal, Salman Alfarisi, Miqdad Bin Amr
Yuk Ah Diantoss...


Minggu, 04 November 2018

Lomba Sekolah Sehat Tingkat Provinsi Jawa Barat 2018


Jumat, 19 Oktober 2018

Kajian Aqidah Oktober






Rabu, 17 Oktober 2018

Oktober Ceriaa


Bismillah...

Salam silaturrahiim...
POMG SDIT Darul abror mengundang Bapak/Ibu untuk hadir dalam kajian bulanan, yang In syaa Allooh akan dilaksanakan pada :

Hari, Tanggal : Jum’at, 19 Oktober 2018
Jam         : 12.45 - 14.30
Acara : 1. Tasmi’ Alquran
                          2. Kajian Aqidah “Belajar dari peristiwa Palu, Sigi dan Donggala”
Pemateri  : Ustadz Asep Ridwan Shaleh
Tempat : Mesjid Ali Madhi SDIT Darul Abror

Atas perhatian dan kehadirannya kami haturkan Jazaakumullooh ahsanal jazaa...

Minggu, 30 September 2018

Ng'bros bareng POMG SDIT Darul Abror

Bahan-bahan untuk membuat bros juntai cantik
Ini hasil karyaku, mana karyamu ?








Rabu, 26 September 2018

Kiat Berhijrah

Istilah “hijrah” menjadi lebih populer di zaman ini. Hijrah yang dimaksudkan yaitu mulai kembali kepada kehidupan beragama, berusaha mematuhi perintah Allah, menjauhi larangan-Nya dan berusaha menjadi lebih baik, karena sebelumnya tidak terlalu peduli atau sangat tidak peduli dengan aturan agama. Istilah ini dibenarkan, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa orang yang berhijrah (muhajir) adalah orang yang meninggalkan larangan Allah dan kembali kepada Allah dan agamanya.

Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ﻭَﺍﻟْﻤُﻬَﺎﺟِﺮُ ﻣَﻦْ ﻫَﺠَﺮَ ﻣَﺎ ﻧَﻬَﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪ
”Dan Al-Muhaajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan larangan Allah”. [1]
Sangat membuat kita sedih, ketika ada sebagian saudara kita yang “hijrahnya gagal” yaitu tidak istiqamah di atas agama, kembali lagi ke dunia kelamnya yang dahulu dan kembali melanggar larangan Allah.
Berikut kiat-kiat agar “hijrah tidak gagal” dan dapat istiqamah di jalan agama:
1. Berniat ikhlas ketika hijrah
Hijrah bukan karena tendensi dunia atau kepentingan dunia tetapi ikhlas karena Allah. Seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya dan sesuai dengan niat hijrahnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍْﻷَﻋْﻤَﺎﻝُ ﺑِﺎﻟﻨِّﻴَّﺎﺕِ ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻟِﻜُﻞِّ ﺍﻣْﺮِﺉٍ ﻣَﺎ ﻧَﻮَﻯ . ﻓَﻤَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ، ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﻟِﺪُﻧْﻴَﺎ ﻳُﺼِﻴْﺒُﻬَﺎ ﺃَﻭْ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓٍ ﻳَﻨْﻜِﺤُﻬَﺎ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺎ ﻫَﺎﺟَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ
“Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ingin ia dapatkan atau mendapatkan wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia inginkan itu.” [2]
Bahkan kita tetap harus meluruskan niat ketika telah hijrah agar tetap istiqamah, karena yang namanya hati sering berubah-ubah dan mudah berubah niatnya. Niat dan ikhlas adalah perkara yang berat untuk dijaga agar istiqamah dan sangat membutuhkan pertolongan Allah.
Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata,
ما عالجت شيئا أشد علي من نيتي ؛ لأنها تتقلب علي
“Tidaklah aku berusaha untuk mengobati sesuatu yang lebih berat daripada meluruskan niatku, karena niat itu senantiasa berbolak-balik” [3]
2. Segera mencari lingkungan yang baik dan sahabat yang shalih
Ini adalah salah satu kunci utama sukses hijrah, yaitu memiliki teman dan sahabat yang membantu untuk dekat kepada Allah dan saling menasehati serta saling mengingatkan. Hendaknya kita selalu berkumpul bersama sahabat yang shalih dan baik akhlaknya.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur)” (QS. At-Taubah: 119).
Agama seseorang itu sebagaimana agama teman dan sahabatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” [4]
Perlu diperhatikan bahwa hati manusia lemah, apalagi ketika sendiri. Perlu dukungan, saling menasehati antar sesama. Selevel Nabi Musa ‘alaihissalam saja memohon kepada Allah agar mempunyai teman seperjuangan yang bisa membantunya dan membenarkan perkataannya, yaitu Nabi Harun ‘alaihissalam. Beliau berkata dalam Al-Quran,
وَأَخِي هَارُونُ هُوَ أَفْصَحُ مِنِّي لِسَاناً فَأَرْسِلْهُ مَعِيَ رِدْءاً يُصَدِّقُنِي إِنِّي أَخَافُ أَن يُكَذِّبُونِ
“Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku” (QS. Al-Qashash: 34).
Mereka yang “gagal hijrah” bisa jadi disebabkan karena masih sering berkumpul dan bersahabat dekat dengan teman-teman yang banyak melanggar larangan Allah.
3. Menguatkan fondasi dasar tauhid dan akidah yang kuat dengan mengilmui dan memahami makna syahadat dengan baik dan benar
Syahadat adalah dasar dalam agama. Kalimat ini tidak sekedar diucapkan akan tetapi kalimat ini mengandung makna yang sangat mendalam dan perlu dipelajari lebih mendalam. Allah menjelaskan dalam Al-Quran bahwa kalimat syahadat akan meneguhkan seorang muslim untuk kehidupan dunia dan akhirat jika benar-benar mengilmui dan mengamalkannya.
Allah Ta’ala berfirman,
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan Allah memperbuat apa yang Dia kehendaki” (QS. Ibrahim: 27).
Maksud dari “Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh…” sebagaimana dalam hadits berikut.
الْمُسْلِمُ إِذَا سُئِلَ فِى الْقَبْرِ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، فَذَلِكَ قَوْلُهُ ( يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِى الآخِرَةِ )
“Jika seorang muslim ditanya di dalam kubur, lalu ia berikrar bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka inilah tafsir ayat: ‘Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat’” (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Mempelajari Al-Quran dan mengamalkannya
Tentu saja, karena Al-Quran adalah petunjuk bagi kehidupan di dunia agar selamat dunia dan akhirat. Sebagaimana seseorang yang hendak pergi ke suatu tempat, tentu perlu petunjuk dan arahan berupa peta dan penunjuk jalan semisalnya. Jika tidak menggunakan peta dan tidak ada orang yang memberi petunjuk, tentu akan tersesat dan tidak akan sampai ke tempat tujuan. Apalagi ternyata ia tidak tahu bagaimana cara membaca peta, tidak tahu cara menggunakan petunjuk yang ada serta tidak ada penunjuk jalan, tentu tidak akan sampai dan selamat.
Allah menurunkan Al-Quran untuk meneguhkan hati orang yang beriman dan sebagai petunjuk. Membacanya juga dapat memberikan kekuatan serta kemudahan dalam beramal shalih dan berakhlak mulia dengan izin Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
“Katakanlah: ‘Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Quran itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)’” (QS. An-Nahl: 102).
Allah Ta’ala  juga berfirman,
هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
“Al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman” (QS. Fushilat: 44).
5. Berusaha tetap terus beramal walaupun sedikit
Ini adalah kuncinya, yaitu tetap beramal sebagai buah ilmu. Amal adalah tujuan kita berilmu, bukan sekedar wawasan saja, karenanya kita diperintahkan tetap terus beramal meskipun sedikit dan ini adalah hal yang paling dicintai oleh Allah.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” [5]
Beramal yang banyak dan terlalu semangat juga kurang baik, apalagi tanpa ada ilmu di dalam amal tersebut, sehingga nampakanya seperti semangat di awal saja tetapi setelahnya kendur bahkan sudah tidak beramal lagi.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata padanya,
يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ
“Wahai ‘Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.” [6]
6. Sering berdoa dan memohon keistiqmahan dan keikhlasan
Tentunya tidak lupa kita berdoa agar bisa tetap istiqamah beramal dan beribadah sampai menemui kematian
Allah Ta’ala berfirman,
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al-yaqin (yakni ajal)” (QS. Al-Hijr: 99).
Doa berikut  ini sebaiknya sering kita ucapkan dan sudah selayaknya kita hafalkan.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
‘Rabbanaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lanaa Min-Ladunka Rahmatan, innaka Antal-Wahhaab’
“Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Dzat yang Maha Pemberi (karunia)” (QS. Ali Imran: 8).
Dan doa ini,
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
‘Ya Muqallibal Quluubi Tsabbit Qalbiy ‘Alaa Diinika’.
“Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” [7]
Dan masih banyak doa yang lainnya.
Tidak lupa pula kita selalu berusaha dan berdoa agar kita ikhlas dalam beribadah dan beramal. Ikhlas hanya untuk Allah semata serta jauh dari riya, mengharapkan pujian manusia dan tendensi dunia.
Semoga kita selalu diberikan keikhlasan dan keistiqamahan dalam beramal.

@ Perum PTSC, Cileungsi, Bogor
Penulis: dr. Raehanul Bahraen
Artikel: Muslim.or.id
Catatan kaki:
[1] HR. Bukhari dan Muslim
[2] HR. Bukhari dan Muslim
[3] Jami’ Al-‘ulum wal hikam hal.18, Darul Aqidah, Koiro, cet. I, 1422 H
[4] HR. Bukhari
[5] HR. Muslim
[6] HR. Bukhari dan Muslim
[7] HR. At-Tirmidzi no. 3522, Lihat Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 2792





Bismillaah..

Salam silaturrahiim...

Kami mengundang Bapak/Ibu untuk hadir di kegiatan bulanan POMG SDIT Darul Abror.
Ins syaa Allooh akan dilaksanakan pada :

Hari, tanggal : Sabtu, 29 September 2018
Pukul : 09.00-selesai
Acara : Optimasi potensi ummahaat dalam kreasi bros
Tutor : Mamah Raffka & Ummi Zula
Tempat : Mesjid Darul Abror

Atas perhatian dan kehadirannya kami haturkan
Jazaakumullooh ahsanal jazaa...

Senin, 10 September 2018

Tahun Baru 1440 Hijriyyah


Jumat, 07 September 2018

8 REZEKI YANG SUDAH DIBOCORKAN DARI AL-QUR’AN DAN CARA MENDAPATKANNYA


Ini bocoran soal rezeki dari Al-Qur’an, ternyata ada banyak dan beragam rahasia atau alasan dalam pemberian rezeki tersebut. Tak usah khawatir adapun cara untuk mendapatkan rezekinya juga dibocorkan.
ALLAH sudah menjamin rezeki setiap orang. Tapi, bukan berarti manusia  hanya mengangkat tangan. Dalam hidup, ia perlu memenuhi keperluan, maka ia harus bekerja untuk mencari nafkah, mengupayakan rezeki dari Allah.
Walaupun rezeki itu sifatnya sulit dijiangka terkadang bahkan tidak disangka-sangka, namun  Allah memberikan bocorannya melalui  Al qur’an.
Disana dijelaskan tentang rezeki yang Allah berikan pada manusia. Ternyata ada beragam rahasia atau alasan dalam pemberian rezeki tersebut.
Berikut ini 8 asbab rezeki yang disebutkan dalam al qur’an: anda yg mana???
1.Rezeki Yang Telah Dijamin.
وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
 
“Tidak ada satu makhluk melata pun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin ALLAH rezekinya.” (Q.S. Hud : 6).
2. Rezeki Karena Usaha.
‎وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
“Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya.” (Q.S. An-Najm : 39).
3. Rezeki Karena Bersyukur.
‎لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
 
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.”(Q.S. Ibrahim : 7).
4. Rezeki Tak Terduga.
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا( ) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
 
“Barangsiapa yang bertakwa kepada ALLAH nescaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (Q.S. At-Thalaq : 2-3).
5. Rezeki Karena Istighfar.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ( ) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا
 
“Beristighfarlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta.” (Q.S. Nuh : 10-11).
6. Rezeki Karena Menikah.
‎وَأَنكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ
“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak dari hamba sahayamu baik laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, maka ALLAH akan memberikan kecukupan kepada mereka dengan kurnia-Nya.”(Q.S. An-Nur : 32).
7. Rezeki Karena Anak.
‎وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُم
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu kerana takut miskin. Kamilah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu.” (Q.S. Al-Israa’ : 31).
8. Rezeki Karena Sedekah
‎مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً
“Siapakah yang mahu memberi pinjaman kepada ALLAH, pinjaman yang baik (infak; sedekah), maka ALLAH akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan yang banyak.” (Q.S. Al-Baqarah : 245).
Rezeki yang datang dari Allah tentunya perlu kita syukuri. Sebab, rezeki bukan semata-mata datang karena kehebatan usaha kita sendiri, melainkan jatuh ke tangan kita karena kuasa Allah dan ridho-Nya.
Sumber: wajibbaca.com

Minggu, 02 September 2018

Sesi Dokumentasi

Sesi photo pertemuan perdana kita...
Belum selesai ternyata sudah bubaran dan tidak ada sesi photo keseluruhan.
Semoga dikegiatan berikutnya bisa menarik dan menghadirkan lebih banyak lagi.

Yuk...
Kenali guru-guru anak kita...
Kenali orang tua teman anak kita...
Kenali keluarga besar sekolah anak kita...


Kelas 1
Abu Bakar Siddiq
Umar Bin Khattab
Utsman Bin Affan
Ali Bin Abi Thalib

Kelas 3
Kholid Bin Walid
Muadz Bin Jabal
Salman Alfarisi
Miqdad Bin Amr


Kelas 5
Annas Bin Malik
Thalhah Bin Ubaidillah
Ammar Bin Yasir
                            

Kelas 2, 4 dan 6
Zubair Bin Awwam
Abdurrahman Bin Auf
Abdullah Bin Mas'ud
Zaid Bin Tsabit
Usamah Bin Zaid

Bilal Bin Rabah
Zaid Bin Haritsah
Mus'ab Bin Umair

Abu Darda
Khaulah Binti Azur



Jumat, 31 Agustus 2018

Penghujung Agustus




Bismillaah...
Perjalanan kita mulai kembali, setelah berhenti sejenak untuk mengonsep rencana kedepan. 
Pembuka kali ini di buat berbeda dengan penampilan ananda tercinta melantunkan ayat demi ayat suci Alquran.

Silaturrahiim perdana menambah semangat dengan bahasan "Ukhuwah dan Ketsiqohan"

Ta'aruf pun menjadi awal silaturrahiim kita ke depan. Sharing mengenai POMG, tujuan pembentukan serta rencana anggaran dan rencana kegiatan. Semoga istiqomah dalam semangat bekerja sama dan semangat membina ukhuwah dengan Aktif, Kreatif dan Inovatif melalui jalan Jalinan Ukhuwah, Tingkatkan Kepedulian dan Menebarkan Manfaat.

Ada ilmu luarr biasa yang bisa kita ambil dari pertemuan hari ini....
Semoga bermanfaat....

Beberapa proses terbentuknya ukhuwah islamiyah antara lain ada 4 :

1. Ta’aruf (Saling Mengenal) : ini adalah tingkatan yang paling dasar dalam ukhuwah. Adanya interaksi dapat lebih mengenal karakter individu. Perkenalan pertama tentunya kepada penampilan fisik (Jasadiyyah), seperti tubuh, wajah, gaya pakaian, gaya bicara, tingkah laku, pekerjaan, pendidikan dan lain-lain. Selanjutnya interaksi berlanjut ke pengenalan pemikiran (Fikriyyah). Hal ini dilakukan dengan dialog, pandangan terhadap suatu masalah, kecenderungan berpikir, tokoh idola yang dikagumi/diikuti dan lain-lain. Pengenalan terakhir adalah mengenal kejiwaan (Nafsiyyah) yang ditekankan kepada upaya memahami kejiwaan, karakter, emosi, dan tingkah laku. Seperti kalau kita kenalan dengan orang pertama kalinya, kita tanya nama, alamat, nomor telpon dan lain-lain.

2. Tafahum (Saling Memahami) : proses ini berjalan secara alami. Seperti bagaimana kita memahami kekurangan dan kelebihan saudara kita. Sehingga kita bisa tahu apa yang di sukai dan tidak di sukai, menempatkan posisi seperti apa bila kita bersamanya dan sebagainya.

3. Ta’awun (Saling Menolong) : lahir dari proses tafahum tadi. Ta’awun dapat dilakukan dengan hati (saling mendo’akan), pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati), dan amal ( saling Bantu membantu). Saling membantu dalan kebaikan adalah kebahagiaan tersendiri. Karena manusia adalah makhluk sosial yang butuh berinteraksi dan butuh bantuan orang lain.

4. Takaful (Saling Menanggung) : rasa sedih dan senang diselesaikan bersama. Ketika ada saudara yang mempunyai masalah, maka kita ikut menanggung dan menyelesaikan masalahnya tersebut. 

Tidak beriman seseorang diantaramu hingga kamu mencintainya seperti kamu mencintai dirimu sendiri (HR. Bukhari-Muslim).

Betapa indah ukhuwah islamiyah yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya, bila umat islam melakukannya tentu terasa lebih manis rasa iman di hati dan terasa indah hidup dalam kebersamaan. Mari kita mulai dari diri kita, keluarga, masyarakat dekat untuk menjalin persaudaraan islam ini.

Wallaahu a’lam bisshawwab...

DIPELUK YAAA...JANGAN DITINGGALIN 😃😉😘😚

Hatiku bergetar...
Air mataku meleleh saat membaca ini...
Karena cerita ini adalah cerminan diriku 😭😭

Semoga menjadi hikmah,sebagai pengingat diri.
ampuni ya Allah

TERAPI PELUK DAN REFRAMING

"Mba Noov, gimana sih caranya jadi ibu yang sabar, yang lembut, yang gak gampang marah-marah sama anak, yang gak suka nyubit."

Hmmm saya sebenarnya bingung kalo ditanya begitu. Karena dasarnya, saya itu punya bakat pemarah dan kasar. Tapi kalo boleh saya mau sharing pengalaman saya mengelola emosi yang masih berproses hingga sekarang.

Kalau yang mengikuti status saya dari dulu dulu, pasti tahu saya punya innerchild yang sedang saya sembuhkan. Alhamdulillah nya, Allah menjodohkan saya dengan seorang lelaki yang sebelumnya sudah punya 'kabel pengasuhan' yang baik dari orang tuanya. Sehingga, saya bisa belajar tentang menjadi orang tua yang lembut darinya dan keluarganya.

Perjalanan pengelolaan emosi saya berawal sejak hari pertama menikah. Suami saya, dengan tegas tapi lembut mengatakan bahwa tidak boleh ada marah-marah, bentak-bentak, teriak-teriak, atau pukul-pukul di keluarga kami. Baik untuk hubungan suami istri maupun orang tua ke anak.

Maka, saya coba pegang betuul nasihat suami saya ini. Tapii, tentu saja praktiknya tidak semudah dan semulus ituu. Saya yang dasarnya mudah marah tidak bisa serta merta jadi istri dan ibu yang lembut.

Awalnya, setiap kali mau marah, saya memilih time out. Lariiii. Bersembunyiii. Menenangkan diri sejenak agar siap menghadapi anak yang tantrum dengan senyuman. Sesaat cara ini berhasil membuat saya tidak marah-marah. Tapi kemudian, setelah lama memperhatikan, suami saya komplain.

"Kok bisa, Qairina nangis begitu mamahnya malah kabur. Menenangkan diri sendiri. Apanya yang harus ditenangkan? Siapa yang sebenarnya perlu ditenangkan?"

Pertama mendengar komplainnya, saya 'mendidih', lalu menjawab sambil terisak, "Papah gak tau sih gimana susahnya mengontrol emosi! Papah pilih mana, mamah marah-marah atau menenangkan diri sendiri dulu?"

"Kenapa harus ikut marah? Apa salah Qairina?"

Jleb. Saya mulai berusaha mencerna apa yang diucapkan suami saya. Kenapa saya harus terbawa emosi?

Lalu saya bertanya pelan, "Lalu mamah harus bagaimana?"

Dia menjawab tegaas.

"Peluuuk. Peluuuk erat Qairina. Tenangkan emosinyaa."

Saya masih ngeyel. "Bagaimana mungkin bisa memeluk dan menenangkannya kalo mamah sendiri gak tenang?"

"Coba dulu ajaa. Papah kalo liat Qairina rewel, terus agak kesal sama dia, papah peluuk. Begitu memeluk Qairina, rasa kesal itu seketika hilaang berganti rasa sayang."

Dia melanjutkan lagi.
"Saat anak menangis itu artinya dia sedang membutuhkan sesuatu dari kita. Dia butuh kitaa untuk membuatnya nyamaan. Maka, kalo mamah malah larii menenangkan diri sendiri, papah sebal. Jangan lari mah, hadapi tangisannya, berikan rasa nyaman. Peluuk. Lepas emosi kita sendiri saat memeluk anak. Insya Allaah dia akan lebih mudah ditenangkan."

Saya terdiam, kata-katanya membuat saya skakmat. Tak berkutik. Saya mencoba meresapi makna yang coba disampaikannya.

Sejak saat itu, saat menemui kondisi yang membuat saya hampir marah ke anak, saya coba praktikkan nasihatnya. Sambil otak saya terus berusaha me-reframe apa yang saya lihat dari sudut pandang yang positif. Dan setelah saya reframe banyak hal yang menyebabkan Qairina tantrum, sebenarnya memang marah-marah itu tidak diperlukan. Anak tidak akan 'berulah' kalo kita sudah memenuhi haknya dengan sebaik-baiknya.

Anak menyobek-nyobek buku?
Ah mungkin saya yang kurang menstimulasi motorik halusnya sehingga dia belum cekatan memegang dan membolak-balikkan buku. Tak perlu marah-marah, kasih senyuman, ajak anak merapikan buku yang disobek sambil bermain.

Anak berteriak-teriak karena keinginannya gak diturutin?
Ah mungkin saya kurang memperhatikannya saat dia bersikap baik, sehingga dia 'mencari perhatian' dengan cara berteriak. Peluuk, minta maaf, biarkan dia me-release emosinya, setelah reda tanyakan apa keinginannya baik-baik.

Anak rewel minta ditemenin bermain padahal saya capek habis pulang kerja atau habis melakukan seabrek pekerjaan rumah tangga?
Ah bukan salahnya. Saya yang belum menunaikan kewajiban saya menemaninya bermain. Dia hanya meminta haknya. Tak adil jika saya memintanya mengerti kalo saya capek, dia hanya seorang balita, saya lah orang yang dewasa. Maka, tarik nafas, cuci muka/wudhu, kembali temui anak dan ajak dia bermain sesukanya dengan sepenuh jiwa dan raga.

Anak bikin rumah berantakan?
Alhamdulillah rumahnya jadi lebih hidup. Alhamdulillah itu artinya anak sehat. Ingat saat dia tergolek lemas di bangsal rumah sakit. Rumah rapi, tapi tak ada tawa yang bergema di udaranya. Penuhi dulu hati dengan syukur, lalu ajak merapikan mainan sama-sama sambil bernyanyi atau main games. Kalo tetap tidak mau, atau hanya mau membantu setengah-setengah pun tak apa, tak perlu dipaksa. Cukup contohkan kalo habis bermain, mainan harus dirapikan kembali.

Anak rewel di tempat umum atau di tempat antrian?
Ah mungkin saya membuatnya bosan sehingga dia rewel. Atau saya tidak cukup membawa mainan atau buku yang bisa membuatnya tenang. Atau saya yang terlalu memaksa mengajaknya ikut tanpa terlebih dulu bertanya kesediannya.

Nah, ternyata memeluk sambil me-reframe pikiran sendiri ituu bisa jadi emosional healing buat saya. Alhamdulillah, saya jadi lebih bisa mengelola emosi.

Belakangan, 'terapi peluk' dan me-reframe pikiran ini juga saya terapkan untuk suami. Saat saya sebal, marah, atau ada unek-unek yang ingin disampaikan, saya memeluk suami. Awalnya gengsiiii, masa sih lagi sebel malah peluk peluk suami, tapi alhamdulillah ini bisa menjaga kelembutan saya sebagai seorang istri. Paling tidak, jadi tidak marah-marah dan ngomel-ngomel sama suami. 😁

Saat lagi marah, saya peluuk suami sambil bisikin, "Mamah lagi sebel sama papah."

Biasanya dia akan tertawa sambil bertanya, "Hahaha lagi marah kok meluk?"

"Iya, habisnya mamah marah sama papah. Tapi takut takut dilaknat Allah."

"Hahaha kalo begitu jangan marah."

"Habisnya papah nyebelin sih."

Daaan mengalirlah dialog diantara kami, biasanya suami akan kuras habis unek-unek saya. Kalo saya lagi emosi banget, ceritanya bisa tersendat-sendat karena sambil terisak. Tapi dia dengarkan sampai saya puas ngomong.  Baruuu dia kasih alasan, balasan, dan kritikan balik ke saya. Lalu kami saling berkompromi dan saling meminta maaf.

Kalo posisinya dia yang marah sama saya. Saya peluuk juga. Ngomong sambil takut-takut. "Papah jangan marah dong sama mamah. Nanti Allah gak ridho sama mamah. Nanti syetan seneng, tepuk tangan bersorak sorai liat kita marahan. Terus nanti siapa yang peluk mamah?"

Biasanya kalo dibegituin, jadi reda marahnya. Mungkin kasian kalo istrinya gak diridhoi Allah. Atau kasian bayangin istrinya meluk tiang listrik. 😁

Alhamdulillah terapi peluk dan me-reframe ini berhasil diterapkan di keluarga saya. Meskipun tetaap, praktiknya sungguh up and down. Tapi alhamdulillah bisa bikin saya minimaal gak pake bentak, nyubit, atau mukul anak. Minimal tidak ada lukaa yang saya tinggalkan untuknya. Kalo kesel kesel dikit ya manusiawi, cuma tetap diusahakan hilang sama sekali.

Memeluuk memungkinkan kita untuk menghidupkan sensor cinta untuk orang tersayang kita.
Memeluuk memungkinkan kita untuk menyamankan diri sendiri lewat sentuhan fisik dengan orang tercinta.
Memeluuk memungkinkan kita untuk menyampaikan bahasa cinta yang paling terasa.
Memeluuk tidak memungkinkan kita untuk saling berteriak, saling membentak, atau saling memarahi meski sedikit saja.
Memeluuk membantu kita melepas emosi yang menjalari pikiran dan jiwa kita.

Jadi, ayo peluuk orang-orang tercinta kita apapun keadaannya.
Peluk ketika merasa senang. Peluk ketika merasa sedih. Bahkan peluk ketika merasa marah. Dan rasakanlah sensasi emotional healing nya. 😊

#copasstatusteman

alhamdulillah...
akhirnya ketemu juga, sumber tulisan keren ini.mba Novika Amelia.

terimakasih mba Enny Juan,berkat dirimu Nemu penulis aslinya 😍